Desain gaya minimalis sering dianggap sebagai solusi cepat: tampil simpel, cocok untuk rumah kecil, dan tentu saja—murah. Namun, pemahaman seperti ini kurang tepat. Di balik tampilan yang bersih dan sederhana, desain minimalis justru menyimpan prinsip, sejarah, dan tantangan tersendiri.
Sebagai desainer interior, kami sering menemukan persepsi yang keliru soal gaya ini. Berikut beberapa hal yang perlu diluruskan:
1. Bukan Tren Baru, Tapi Gaya dengan Sejarah Panjang
Desain minimalis bukan sesuatu yang “lahir dari Instagram”. Gaya ini sudah berkembang sejak awal abad ke-20 sebagai bagian dari gerakan seni modern. Dalam dunia arsitektur, tokoh-tokoh seperti Mies van der Rohe dan Le Corbusier memperkenalkan prinsip “less is more” sebagai reaksi terhadap gaya yang terlalu dekoratif dan berlebihan pada masa itu..
2. Esensinya Adalah Penyederhanaan yang Sadar
Minimalis bukan berarti ‘sekadarnya’. Justru sebaliknya—setiap elemen dalam ruang dipilih secara hati-hati. Bentuk, warna, dan tekstur disederhanakan untuk menonjolkan esensi dari ruangan tersebut.
Tujuannya bukan agar ruangan kosong, tapi agar setiap bagian punya peran yang jelas dan harmonis.
3. Mengandalkan Komposisi, Bukan Dekorasi
Dalam desain minimalis, keindahan ruang dibangun dari prinsip dasar visual seperti:
- Komposisi dan proporsi
- Kontras dan keseimbangan
- Ritme visual
- Pencahayaan alami
Tanpa ornamen berlebihan, elemen-elemen ini menjadi fondasi utama untuk menciptakan suasana yang estetik, tenang, dan berkelas.
4. Tidak Selalu Lebih Hemat Biaya
Salah satu miskonsepsi terbesar adalah menganggap minimalis pasti lebih murah. Kenyataannya, desain ini justru sering menuntut tingkat presisi yang tinggi.
Bentuk-bentuk yang bersih dan rapi memerlukan pengerjaan yang detail, serta penggunaan material dengan kualitas tertentu. Finishing harus sempurna karena tidak ada ornamen yang bisa “menutupi” ketidaksempurnaan.
Dengan kata lain, minimalis bisa ekonomis, tapi bukan berarti asal murah.
5. Inspirasi dari Karya-Karya Arsitektur Legendaris
Untuk memahami nilai estetika desain minimalis, berikut beberapa karya referensi dari arsitek dunia yang bisa jadi sumber inspirasi:
- Barcelona Villa – Mies van der Rohe
- Villa Savoye – Le Corbusier
- Church of Light – Tadao Ando
- Falling Water – Frank Lloyd Wright
Kesamaannya? Ketenangan visual, pencahayaan alami, serta perpaduan antara fungsi dan keindahan yang tidak berlebihan.
Penutup: Minimalisme Bukan Soal Mengurangi, Tapi Memilih dengan Sadar
Minimalisme bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan pendekatan desain yang mendalam. Di ruang yang terlihat simpel itu, justru tersembunyi pemikiran yang kompleks, proses yang detail, dan pertimbangan yang matang.
Jika Anda sedang merencanakan desain rumah atau ruang dengan pendekatan minimalis, ada baiknya berdiskusi langsung dengan desainer berpengalaman yang memahami filosofi di baliknya. Karena dalam minimalisme, setiap detail—sekecil apa pun—berarti.